WEATHERING
Irvhan
Christov Alberto
1821150010
UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA
ULANGAN
AKHIR SEMESTER
(ENGLISH
DRAMA)
SINOPSIS:
Dua
orang remaja yang sedang berbagi cerita tentang masa depan mereka. Mereka
bernama Rian dan Izumi. Dibawah sebuah halte busway mereka membuat janji untuk
selalu bersama. Namun ketika kelulusan SMP, orang tua izumi pindah kerja dan
izumi terpaksa harus ikut bersama orang tuanya. Akhirnya mereka berpisah
tetapi, 3 bulan setelah pindah Rian mendapatkan surat pertama dari Izumi
setelah perpisahannya di SMP. Mereka pun sering bertukar surat. Desember 1892,
mereka berjanji untuk bertemu di tempat tinggal Izumi sekarang, Bali. Suasana
yang sangat membuat canggung, dimana setelah beberapa tahun berpisah, akhirnya
mereka bertemu kembali. Saat pertemuan pun tiba. Bali di guyur oleh hujan yang
sangat deras. Izumi menunggu kedatangan Rian, namun dikarenakan cuaca yang
buruk, pesawat yang dinaiki Rian harus delay dan ketika di dalam pesawat,
pesawat terpaksa harus memutar melewati jalur lain guna menghindari awan hujan.
11.37 malam Rian tiba di Bali. Disana sudah ada Izumi yang menunggu sedari tadi
sambil memberikan senyuman hangat kepada Rian. Mereka pun singgah ke sebuah
rumah makan di samping jalan. Setelah makan Izumi pun mengajak Rian untuk pergi
ke sebuah monumen. Mereka menghabiskan malam bersama di monumen itu, bercerita
tentang masa lalu mereka sambil di iringi oleh suara rintik hujan.
Adegan
1
INT.
Halte Bus. Day
Rian
dan Izumi berlari kearah Halte sambil menutupi kepala mereka masing-masing agar
tidak basah terkena hujan.
IZUMI
“cepat
Rian!”
RIAN
“Hey
hati-hati, jalan-nya licin, tahu.”
IZUMI
“yeay,
aku menang kali ini. Skor 2 poin untuk Izumi.”
(Izumi berbicara sambil
melompat kegirangan)
RIAN
(sambil mengelap tasnya,
Rian memandang Izumi dengan wajah datar)
“sejak
kapan kamu mendapatkan 2 poin?”
IZUMI
“apa
kamu tidak ingat? Tadi siapa yang lebih dahulu mengumpulkan tugas?”
(Izumi berbicara sambil
menunjuk dan mengejek Rian)
RIAN
“apa
kamu sadar? Sebenarnya aku sudah selesai setelah 15 menit soal diberikan, jadi
aku sengaja mengalah untukmu, jadi skor kita sekarang seri, hihihi.”
IZUMI
(Memandang Rian dengan
wajah kesal dan wajahnya memerah)
“kamu...berani-beraninya
mempermainkan aku ya...”
(Izumi berjalan kearah
Rian dan mencubit telinganya)
RIAN
“aduhh..aduh,
iya aku minta maaf, Izumi.”
(Izumi melepaskan
cubitannya dan memandang Rian dengan wajah datar)
RIAN
“maaf
ya, ini lap dulu kepala mu yang basah itu.”
(Rian menyodorkan sebuah
handuk kecil kepada Izumi)
IZUMI
“oh
jadi ini wujud permintaan maaf mu? Jangan macam-macam dengan ku lagi ya. Terima
kasih untuk handuknya.”
Mereka
pun duduk bersama di halte. Sambil menyaksikan kendaraan yang lewat dan diiringi
oleh suara hujan yang membasahi semua tempat di situ. Izumi yang sedang duduk
sambil mengelap rambutnya, menghadap ke jalan raya sambil bertanya kepada Rian.
IZUMI
“rian,
apakah kita bisa selalu seperti ini?”
RIAN
(Menoleh kearah Izumi
sambil menatapnya dengan sinis)
“apa
maksud dari perkataan mu, Izumi?”
IZUMI
“ketika
yang lain bisa mengikuti exschool, kita yang mempunyai fisik lemah hanya bisa
duduk dan selalu bersama-sama di perpustakaan. Ketika aku baru pindah ke
sekolah ini. Orang-orang selalu saja membully ku dan ketika kita selalu bersama
orang-orang juga sering mengejek dan mengerjai kita. Seketika kamu datang dan
membawa ku lari keruangan lain.”
(Izumi bercerita sambil
meneteskan air mata)
RIAN
“hey...
Izumi, coba tatap aku!”
(Izumi menatap kearah
Rian sambil mengelap matanya)
RIAN
“Kita
harus berjanji untuk selalu bersama. oleh karena itu setelah lulus SMP, kita
harus berada di SMA yang sama!”
(Rian mengancungkan jari
kelingkingnya di hadapan Izumi)
IZUMI
“baiklah.”
(irimi tersenyum dan
mengangguk. Kemudian dia meraih jari kelingking Rian dengan jari
kelingkingnya.)
RIAN
& IZUMI
“Kita
berjanji!!!”
Terdengar
suara klakson mobil dan hujan yang menghiasi suasana saat itu.
(adegan berakhir dengan
di iringi oleh soundtrack Cheery Blossom)
Adegan
2
INT.
Ruang aula sekolah. Evening
IZUMI
“Rian..,
maaf karena aku mengajakmu bertemu setelah acara perpisahan.”
(Izumi mengepal tangannya
dengan erat dengan matanya yang sedang berkaca-kaca)
RIAN
“Apakah
kau sudah menentukan SMA mana yang akan kamu tuju?”
IZUMI
“Rian,
sebenarya aku harus pindah keluar kota dikarenakan orang tuaku sekarang bekerja
di luar kota.”
(Izumi tidak kuasa
menahan air matanya, sehingga air matanya menetes)
Suasana menjadi
hening sejenak. Sinar matahari sore menerangi ruangan melewati pintu utama yang
terbuka lebar.
RIAN
(Rian berjalan kearah
Izumi sambil memberikannya sapu tangan kepadanya)
“apakah
kamu tahu sesuatu? Cepat air hujan menyentuh tanah?”
IZUMI
“Tentu
saja tidak, biar aku tebak 2 centimeter per second?”
(Izumi berbicara sambil
mengelap matanya yang berlinang air mata)
RIAN
“air
hujan berpisah dengan awan hujan dan jatuh ke bumi. Walaupun mereka berpisah,
mereka masihlah mengandung unsur yang sama.”
IZUMI
“maksudnya?”
(memandang Rian dengan heran)
RIAN
“artinya
kamu tidak akan pernah mengalahkanku dalam pelajaran.”
(Rian tertawa sambil
menutup mulutnya)
IZUMI
(Izumi tersenyum dan
langsung memukul Rian dengan sapu tangan.)
“aku
minta maaf ya Rian. Aku sudah meminta kepada orang tuaku supaya mereka
membiarkan aku tinggal disini bersama dengan bibiku. Namun mereka menolaknya
karena aku masih belum mampu.”
RIAN
“baiklah
Izumi, jaga dirimu baik-baik.”
(rian berbicara sambil
menundukan kepalanya kebawah)
IZUMI
“Selamat
tinggal, Rian.”
(Izumi tersenyum,
berbalik, dan berlari meninggalkan Rian sambil menangis)
Mereka
berdua menangis karena tidak bisa bertemu satu sama lain kembali. Sinar
matahari sore pun semakin menghilang seperti hendak mengakhiri suasana ini.
Adegan
3
INT.
Kamar apartment. Day
IZUMI
“Hai
Rian, bagaimana kabar mu disana? Semoga baik-baik saja. Aku sekarang bersekolah
di SMA swasta di Denpasar.
Di sini aku sering merasakan keramaian,
dinginnya AC mall, ramainya suara lalu lintas. Oh iya, sekarang aku sudah ikutan
exschool. Aku mengambil kelas memanah, bisa kamu bayangkan bagaimana keakuratan
menembakku? Aku sekarang sedang menulis surat ini di dalam kelas. Kelas yang
cukup ramai, maaf karena aku baru mengirimu surat soalnya aku kebingungan untuk
mengirim surat. Aku tunggu surat balasan darimu ya.”
Rian
membaca surat itu sambil tersenyum. Suara hujan terdengar dari ruang apartemen.
Rian sambil menyeduh segelas kopi.
RIAN
“aku
bisa membayangkan, perasaan Izumi ketika menulis surat ini. Apa yang harus aku
ceritakan kepadanya?”
(rian duduk di atas
mejanya sambil bergumam)
RIAN
“Hujan
ini selalu saja datang, bagaimana jika aku membuat janji untuk bertemu
dengannya?”
(riang mengambil secarik
kertas sambil menuliskan sesuatu)
RIAN
“aku
sudah membaca surat yang kamu kirim, izumi. Kau sama sekali tidak berubah ya,
aku juga sudah ikut exschool sepak bola. Bagaimana? Keren bukan? Di sini tidak
berubah sama sekali. Jalanan selalu di penuhi oleh kendaraan angkutan, kota
yang selalu menjadi perlintasan pesawat. Semoga kabarmu baik-baik saja disana.
Aku tidak akan terkejut jika kamu merusak banyak anak panah. Semoga kamu sehat
selalu ya.”
(Rian menuliskan surat
ini dengan tangannya yang gemetar)
RIAN
“Apakah
ini cukup, aku tidak bisa menuliskan semua isi hatiku. Tapi aku rasa ini cukup
bagus untuk surat pertamaku.
Rian
melipat kertas itu dan memasukannya kedalam amplop dan segera membawa surat itu
ke kantor pos.
Adegan
4
EXT.
Taman kota. DAY
Izumi
baru saja mendapat balasan surat dari Rian. Izumi sedang duduk di taman sambil
tersenyum membaca surat dari Rian.
IZUMI
“karena
jauh, kamu jadi seenaknya mengejek ku ya”
(izumi mengambil secarik
kertas dari tasnya
IZUMI
“Kamu
tahu sesuatu, sekarang kelas memanah ku di pindahkan menjadi sore hari, setelah
aku selesai kelas, aku selalu mampir di taman kota. Cuaca di sini selalu cerah.
Walaupun panas, kadang-kadang banyak angin yang lewat. Sangat menyenangkan
sekali rasanya. Di taman ini, ada sebuah pohon besar yang berada tepat di
tengah taman. Kadang-kadang seru sekali melihat daun-daun gugur yang
berjatuhan. Aku berharap semoga kita dapat menikmatinya bersama. Oh iya satu
lagi,pada bulan November, ayah ku kembali berpindah kerja ke Bali. Aku dan
ibuku terpaksa harus mengikuti ayah ku untuk pergi ke Bali, semakin jauh ya
jarak antara kita.”
Izumi
menulis surat di iringin oleh air mata yang kian membasahi pipinya. Angin sore
pun berhembus. Izumi pun kembali melihat daun-daun pohon yang berjatuhan.
IZUMI
“apakah
Rian akan pergi menemui ku, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika
bertemu kembali dengannya.”
(izumi bersandar di
bangku taman dan melihat ke langit.)
IZUMI
“baiklah,
aku akan belajar memasak supaya jika dia datang aku akan membawakan kepadanya
masakan terbaik milikku.
Izumi
beranjak dari bangku taman tersebut dan ingin segera untuk mengirimkan suratnya
kepada Rian.
Adegan
5
INT.
Lapangan club sepak bola. DAY
Rian
yang sedang duduk di samping lapangan sepak bola, membaca surat yang telah
sampai kepadanya. Saat ini Rian sedang bermain sepak bola dengan
teman-temannya.
RIAN
“hei,
apakah kalian sudah pernah ke Bali?”
SONI
“Belum...”
ANDY
“Apakah
kamu mau pergi kesana? Sangat jauh lho.”
RIAN
“Tidak,
aku hanya bertanya saja. Melelahkan sekali.”
(rian dan taman-temannya
duduk dengan sangat kelelahan di bangku yang berada di samping lapangan.)
SENIOR
“Hei,
anak kelas 1, jangan bermalas-malasan, cepat kesini!”
RIAN,
SONI & ANDY
“Siap!”
(mereka berlari kearah
senior yang memanggil mereka.)
RIAN
“Izumi,
aku berhasil menyisihkan uang jajan ku, aku berjanji pada bulan desember nanti
aku akan pergi ke Bali untuk menemuimu. Aku sudah tahu rute dan cara pergi
kesana sekarang. Dari pontianak, aku akan naik pesawat ke Jakarta, kemudian
dari Jakarta aku akan naik pesawat ke Bali. Aku berjanji kita akan bertemu pada
pukul 7 malam di Bali.”
Desember
1892, Rian yang saat itu sedang berada di kelasnya sesegera langsung pulang
dari sekolah untuk mempersiapkan keberangkatannya ke Bali.
SONY
“ayo,
kita bersama-sama ke club.”
RIAN
“maaf
Sony, aku tidak bisa ikut ke club hari ini, aku ada janji. Aku pulang duluan
ya.”
(Rian mengenakan tasnya
dan langsung berlari keluar kelas)
ANDY
“Kemana
perginya dia?”
SONY
“Aku
tidak tahu, katanya dia ada janji.”
(Andy dan Sony saling
menatap dan keheranan.”
ANDY
& SONY
“Tumben
sekali.”
Adegan
6
INT.
Bandara. EVENING
ANOUNCER
“Dikarenakan
cuaca yang cukup buruk, pesawat keberangkatan Pontianak-Jakarta harus di tunda
hingga pukul 17.00 WIB.”
Hujan
deras sedang melanda kota pontianak demikian pula kota Jakarta. Suasana yang
sangat membuat khawatir, begitu pula kondisi Rian yang deg-degan yang tidak
tahu harus berbuat apa. Rian menunggu dan selalu menatap ke jam tangannya terus
menerus.
ANOUNCER
“kepada
penumpang tujuan Pontianak – Jakarta untuk silahkan segera menaiki pesawat
anda!”
RIAN
“akhirnya
aku harus cepat, kira-kira apa yang aku lakukan ketika bertemu dengannya
nanti?”
19.48
pesawat yang di tumpangi oleh Rian mencapai kota Jakarta. Rian pun segera
berlari menuju ke gerbang berikutnya.
ANOUNCER
“Selamat
malam para penumpang. Pesawat tujuan Jakarta-Bali akan berangkat pada pukul
20.45 WIB. Pesawat harus di tunda karena kondisi cuaca yang sangat buruk.
Rian
hanya duduk terdiam di ruang tunggu sambil melihat jam tangannya.
RIAN
(Rian mengeluarkan
sepucuk surat dari saku jaketnya yang akan dia berikan langsung kepada Izumi
sambil membayangkan isinya dan bagaimana dia menyampaikannya langsung kepada
Izumi.)
“Izumi,
sebenarnya sudah lama aku ingin menyampaikan ini. Aku bingung bagaimana caraku
mengatakannya. Perasaan ini, tidak bukan. Keinginan utama ku, aku ingin sekali
bertemu dengan mu. Setelah ku lewati hari-hari biasa, walaupun aku sering kali
ingin melupakan masa lalu kita, aku tidak bisa, Izumi. Aku sangat merindukanmu,
Izumi.”
ANOUNCER
“Untuk
penumpang tujuan Jakarta – Bali dipersilahkan untuk naik ke pesawat anda.
Informasi tambahan pesawat harus melalui rute yang memutar di karenakan kondisi
cuaca yang buruk. Oleh karena itu pesawat anda akan tiba dengan terlambat.”
Rian
duduk dengan gelisah di dalam pesawat sambil melihat jam tangannya.
RIAN
“Apa
aku akan sampai ke sana? Apa yang harus aku katakan ketika bertemu dengannya?
Apa yang harus aku lakukan.”
(Rian meredam suara
perutnya yang berbunyi dengan tangannya sambil berusaha menahan air matanya.”
Rian
duduk di bangku paling belakang dan tepat berada di samping jendela. Rian yang
sambil memegang perutnya kemudian melihat keluar pesawat.
RIAN
“Hujan
ini...”
(rian tersenyum kecil)
Adegan
7
INT.
Bandara Bali. NIGHT
11.37
Rian tiba di Bali, dia berjalan keluar dari bandara dan di sambut oleh senyuman
hangat dari Izumi.
IZUMI
“Selamat
datang, Rian.”
RIAN
(berjalan kearah Izumi
sambil tersenyum kecil)
“Maaf
sudah membuat mu menunggu lama.”
IZUMI
“mari
kita berjalan ke kedai di depan sana.”
(Izumi sambil menunjuk
keluar bandara)
(Rian juga memandang
keluar bandara)
IZUMI
“Apakah
sekarang kamu jadi takut hujan? Hihihi, tenang saja aku bawa payung kok.”
Mereka
berjalan kearah kedai yang berada di luar bandara. Kedai itu sudah tutup tetapi
masih ada kursi dan meja kosong yang tersedia di teras kedai. Mereka duduk
berhadapan di sebuah meja persegi.
IZUMI
“kamu
pasti lapar, ini aku bawakan kamu bekal yang aku buat sendiri tadi sore.
Ambil-lah.”
(izumi menyodorkan kotak
makannya kepada Rian)
(Rian langsung mengambil
makanan yang ada di kotak makan Izumi.)
IZUMI
“Bagaimana
rasanya? Jujur saja aku baru belajar membuat ini 4 bulan yang lalu.”
RIAN
“Diantara
semua nasi kepal yang pernah aku makan, ini adalah nasi kepal yang paling
enak.”
IZUMI
“Kamu
terlalu melebih-lebihkan, kamu merasa enak karena kamu sedang lapar bukan?”
(izumi memandang Rian
dengan wajah datar sambil tersenyum kecil.)
RIAN
“Tidak,
aku berkata yang sebenarnya.”
IZUMI
“Gara-gara
kamu berkata begitu, aku jadi ingin mencobanya juga.”
(Izumi mengambil makanan
yang ada di kotak makanannya)
IZUMI
“Ternyata
kamu memang benar, aku tidak menyangka bahwa makanan buatan ku seenak ini.”
RIAN
“Kamu
pasti membelinya dari warung dekat rumahmu, ya?”
IZUMI
“Enak
saja kamu, kamu sudah lama tidak merasakan cubitan super milikku, ya?”
RIAN
“Tidak...please
jangan, kekuatan cubitan mu pasti bertambah, dan aku pasti akan sekarat jika
terkena lagi.”
IZUMI
“Hahahaa,
aku Cuma bercanda, ayo cepat makan nanti nasinya keburu dingin.”
(mereka segera menghabisi
bekal yang dibawa Izumi di temani oleh keheningan dan suara rintik-rinti
hujan.)
Adegan
8
EXT.
Monumen Taman. NIGHT
Mereka
berjalan di Monumen, mereka duduk di samping sebuah pohon besar dan mereka membayangkan
kejadian yang mereka alami waktu mereka berada di SMP.
IZUMI
“hei,
lihat lah Rian. Ada kucing disini.”
RIAN
“Bukannya
kucing itu selalu ada di situ ketika kita pulang dari sekolah?”
IZUMI
“Kasihan
ya kucing ini, dia selalu sendiri”
(izumi sambil mengelus
kucing itu)
RIAN
“ayo
cepat pulang, matahari sudah mulai terbenam.”
(Izumi pun segera lari
menyebrangi lintasan kereta.)
RIAN
“Hei
tunggu!”
(ketika ingin mengejar
Izumi, pembatas jalan turun menghadang jalannya Rian.)
IZUMI
(sambil melambaikan
tangannya kepada Rian yang berada di seberang rel kereta)
“sampai
bertemu lagi, Rian.”
RIAN
(Memandang Izumi dengan
wajah yang datar)
“dasar...,
selalu saja begitu”
Beberapa
detik kemudian, kereta melintas dengan cepat dan menghalangi pandangan mereka.
RIAN
“Hei
Izumi, apa kamu sering datang ke monumen ini?”
IZUMI
“setelah
seminggu tiba di Bali, aku sempat singgah di monumen ini. Aku merasakan suasana
yang sama ketika berada di taman kota jakarta.”
RIAN
“Aku
minta maaf karena tidak bisa bersamamu saat itu.”
(hujan semakin deras dan
angin juga bertiup kencang.)
IZUMI
“Rian,
aku bingung harus berbuat apa,”
(Izumi langsung memeluk
Rian)
Rian
yang kaget pun, meneteskan air matanya dan membalas memeluk Izumi dengan erat.
Mereka
berdua berpelukan sambil meneteskan air mata. Setelah itu mereka tertidur di
bangku monumen itu dengan berselimutkan jaket, hujan, dan ketenangan yang
hangat.
Adegan
9
INT.
Bandara Bali. Evening.
RIAN
“terimakasih,
Izumi karena kamu telah menemani ku sepanjang hari ini.”
IZUMI
“Hmm...jangan
lupa langsung makan ketika sampai di sana ya.”
RIAN
“Hei,
aku sudah besar kau tidak perlu mengatakan hal itu.”
IZUMI
“setidaknya
aku tidak akan pernah menahan lapar di perjalan.”
(Izumi tersenyum sambil
mengejek Rian.)
RIAN
“Hey
itu dalam kondisi yang berbeda, terimakasih untuk semuanya dan sampai bertemu
lagi, Izumi...”
(Rian tersenyum kecil
dengan mata yang berkaca-kaca.)
IZUMI
“Hati-hati
di jalan, Rian.”
(Izumi melambaikan
tangannya kepada Rian dan Rian pun berjalan meninggalkan Izumi.)
Rian
berjalan meninggalkan Izumi sambil berusaha menahan tangis, kemudian dia
melihat surat yang ada di saku jaketnya, surat yang akan dia berikan sendiri
kepada Izumi, namun surat itu dia masukan kembali ke dalam sakunya.
Izumi
yang memandang Rian dari jauh yang kian menghilang, kemudian mengeluarkan surat
dari saku jaketnya yang sebenarnya ingin Ia berikan langsung kepada Rian.
IZUMI
“Hai
Rian, ini aku Izumi. Aku tidak tahu bagaimana caraku menuliskan isi surat ini.
Semua kenangan yang telah kita lalui bersama, walaupun waktu semakin bertambah,
jarak kita tidaklah semakin mendekat. Aku sangat merindukanmu Rian dan lagi
sudah lama aku ingin menyampaikannya kepada mu, bahwa aku mencintaimu Rian.”
Setelah satu tahun mereka
berpisah, mereka belum pernah berkomunikasi lagi, semua hal perlahan-lahan
menghilang. Yang tersisa hanyalah pelukan hangat dari Rian dan Izumi.
Komentar
Posting Komentar